Selasa, 08 April 2025

Di Balik Luka, Ada Cahaya

Pernah ada seseorang yang merasa hidup begitu berat, terutama di masa remajanya. Tekanan dari lingkungan dan sikap orang-orang di sekitarnya membuat hari-harinya penuh air mata. Saat duduk di bangku SMA, ia sering menangis dalam diam. Orang tuanya memang selalu memberinya semangat, tetapi ia tidak pernah mampu menceritakan apa yang sebenarnya ia rasakan.

Ia ingin pindah sekolah, berharap bisa memulai hidup baru, tapi keinginannya tak pernah dikabulkan. Waktu berjalan, dan dengan segala keterbatasan, ia tetap bertahan hingga akhirnya lulus SMA. Saat itu, ia berhasil diterima di salah satu kampus terbaik di provinsinya sebuah pencapaian yang membanggakan. Namun, keadaan berkata lain. Ia tidak bisa melanjutkan kuliah karena situasi yang tidak memungkinkan. Kekecewaan menghantam, dan ia pun bertanya dalam hati, "Kenapa semua ini terasa begitu sulit?"

Tiga tahun berlalu. Setelah sempat kehilangan semangat, ia akhirnya memilih untuk bangkit dan memulai kuliah, meskipun bukan di jurusan yang ia impikan. Ia berusaha menjalaninya dengan baik, menyimpan luka dan harapan dalam diam. Meski kadang rasa sedih dan gagal itu kembali menyapa, ia terus melangkah, berusaha tidak membiarkan masa lalu mendefinisikan masa depannya.

Perjalanannya bukan tentang kesempurnaan, tapi tentang keberanian untuk tetap berjalan meski hati pernah rapuh. Karena sejatinya, di balik luka yang dalam, selalu ada cahaya yang menanti untuk ditemukan.

1 komentar:

Ingin Pergi, Tapi Tak Tahu Ke Mana

Langit sore itu kelabu, seperti hatinya. Susi duduk di tepi ranjang, memandangi jendela yang mulai berembun oleh udara sore. Di balik tirai ...